Definisi Penilaian
Penalaran
(reasioning) adalah suatu proses berpikir dengan menghubung-hubungkan bukti,
fakta atau petunjuk menuju suatu kesimpulan. Dengan kata lain, penalaran adalah
proses berpikir yang sistematik dalan logis untuk memperoleh sebuah kesimpulan.
Bahan pengambilan kesimpulan itu dapat berupa fakta, informasi, pengalaman,
atau pendapat para ahli (otoritas). Secara umum, ada dua jenis penalaran atau
pengambilan kesimpulan, yakni penalaran induktif dan deduktif.
Definisi Proposisi
Proposisi sendiri
berarti data yang dapat dipercaya, disangsikan, disangkal, atau dibuktikan
benar-tidaknya. Agar pembaca dapat menerima data secara benar maka data ini
harus dirumuskan dalam kalimat berita yang netral. Proposisi ini terbangun karena adanya
unsur yang disebut term. Term adalah kata atau
kelompok kata yang dapat dijadikan subjek atau predikat dalam sebuah kalimat proposisi. Dengan
demikian, proposisi adalah pernyataan tentang hubungan yang terdapat dalam subjek dan
predikat.
Definisi Inferensi
Inferensi adalah tindakan atau proses yang
berasal kesimpulan logis dari premis-premis yang diketahui atau dianggap benar.
Kesimpulan yang ditarik juga disebut sebagai idiomatik. Hukum valid inference
dipelajari dalam bidang logika. Inferensi manusia (yaitu bagaimana manusia menarik
kesimpulan) secara tradisional dipelajari dalam bidang psikologi kognitif ; kecerdasan buatan para peneliti
mengembangkan sistem inferensi otomatis untuk meniru inferensi manusia. inferensi statistik memungkinkan untuk
kesimpulan dari data kuantitatif. Proses di mana kesimpulan disimpulkan dari
pengamatan beberapa disebut penalaran induktif. Kesimpulannya mungkin benar
atau salah, atau benar dalam tingkat tertentu akurasi, atau yang benar dalam
situasi tertentu. Kesimpulan disimpulkan dari pengamatan beberapa dapat diuji
oleh pengamatan tambahan.
Definisi ini diperdebatkan (karena
kurangnya kejelasan Ref:. Oxford kamus bahasa Inggris: “induksi … 3 Logika
kesimpulan dari suatu hukum umum dari contoh-contoh tertentu..”) Definisi yang
diberikan sehingga hanya berlaku ketika “kesimpulan” adalah umum.
1. Sebuah kesimpulan yang dicapai pada
dasar bukti dan penalaran.
2. Proses mencapai kesimpulan seperti:
“ketertiban, kesehatan, dan dengan kebersihan inferensi”.
Contoh
inferensi
Inkoherensi:
tidak ada definisi inferensi deduktif telah ditawarkan. definisi yang
ditawarkan adalah untuk inferensi INDUKTIF. Filsuf Yunani didefinisikan sejumlah silogisme , bagian tiga kesimpulan yang benar, yang dapat
digunakan sebagai blok bangunan untuk penalaran yang lebih kompleks. Kita mulai
dengan yang paling terkenal dari mereka semua:
·
Semua
manusia fana
·
Socrates
adalah seorang pria
Oleh karena itu, Sokrates adalah
fana.
Pembaca dapat memeriksa bahwa tempat
dan kesimpulan yang benar, tetapi Logika berkaitan dengan inferensi: apakah
kebenaran kesimpulan mengikuti dari yang tempat? Validitas kesimpulan
tergantung pada bentuk kesimpulan. Artinya, kata “berlaku” tidak mengacu pada
kebenaran atau kesimpulan tempat, melainkan dengan bentuk kesimpulan. Inferensi
dapat berlaku bahkan jika bagian yang palsu, dan dapat tidak valid bahkan jika
bagian-bagian yang benar. Tapi bentuk yang valid dengan premis-premis yang
benar akan selalu memiliki kesimpulan yang benar. Sebagai contoh, perhatikan
bentuk berikut symbological trek:
·
Semua
apel biru.
·
Pisang
adalah apel.
Oleh karena itu, pisang berwarna
biru.
Definisi Implikasi
Pada
dasarnya implikasi bisa kita definisikan sebagai akibat langsung atau
konsekuensi atas temuan hasil suatu penelitian. Akan tetapi secara bahasa
memiliki arti sesuatu yang telah tersimpul di dalamnya. Di dalam konteks
penelitian sendiri, implikasi bisa di lihat. Apabila dalam sebuah penelitian
kita mempunyai kesimpulan misalnya "A", "Manusia itu
bernafas". Maka "Manusia itu bernafas" yang kita sebut dengan
implikasi penelitian. Untuk contohnya, dalam hasil penelitian kita menemukan
bahwa siswa yang di ajar dengan metode "A" lebih kreatif serta
memiliki skill yang lebih baik.
Dengan
demikian dengan menggunakan metode belajar "A" kita bisa mengharapkan
siswa menjadi lebih kreatif dan juga memiliki skill yang baik. Setelah itu
perlu juga untuk dihubungkan dengan konteks penelitian yang telah kita bangun.
Contohnya, sampelnya kelas berapa? seperti apa karakteristik sekolah? ada
berapa sampel? dan lain-lainnya. Nah, memang sudah seharusnya implikasi
penelitian di lakukan secara spesifik layaknya karakteristik di atas.
Pengertian Wujud Evidensi
Adalah
semua fakta yang ada, yang dihubung-hubungkan untuk membuktikan adanya sesuatu.
Evidensi merupakan hasil pengukuan dan pengamatan fisik yang digunakan untuk
memahami suatu fenomena. Evidensi sering juga disebut bukti empiris. Akan
tetapi pengertian evidensi ini sulit untuk ditentukan secara pasti, meskipun
petunjuk kepadanya tidak dapat dihindarkan.
Kita
mungkin mengartikannya sebagai "cara bagaimana kenyataan hadir" atau
perwujudan dari ada bagi akal". Misal Mr.A mengatakan "Dengan pasti
ada 301.614 ikan di bengawan solo", apa komentar kita ? Tentu saja kita
tidak hanya mengangguk dan mengatakan "fakta yang menarik". Kita akan
mengernyitkan dahi terhadap keberanian orang itu untuk berkata demikian.
Tentu
saja reaksi kita tidak dapat dilukiskan sebagai "kepastian", Tentu
saja kemungkinan untuk benar tidak dapat di kesampingkan, bahwa dugaan ngawur
atau ngasal telah menyatakan jumlah yang persis. Tetapi tidak terlalu sulit
bagi kita untuk menangguhkan persetujuan kita mengapa ? Karena evidensi memadai
untuk menjamin persetujuan jelaslah tidak ada. Kenyataannya tidak ada dalam
persetujuan terhadap pernyataan tersebut.
Sebaliknya,
kalau seorang mengatakan mengenai ruang di mana saya duduk, "Ada tiga
jendela di dalam ruang ini," persetujuan atau ketidak setujuan saya segera
jelas. Dalam hal ini evidensi yang menjamin persetujuan saya dengan mudah
didapatkan. Dalam wujud yang paling rendah. Evidensi itu berbentuk data atau
informasi. Yang di maksud dengan data atau informasi adalah bahan keterangan
yang di peroleh dari suatu sumber tertentu.
Cara Menguji Data
Data
dan informasi yang digunakan dalam penalaran harus merupakan fakta. Oleh karena
itu perlu diadakan pengujian melalui cara-cara tertentu sehingga bahan-bahan
yang merupakan fakta itu siap digunakan sebagai evidensi. Dibawah ini beberapa
cara yang dapat digunakan untuk pengujian tersebut.
1. Observasi
2.
Kesaksian
3. Autoritas
Cara Menguji Fakta
Untuk menetapkan apakah data atau informasi
yang kita peroleh itu merupakan fakta, maka harus diadakan penilaian. Penilaian
tersebut baru merupakan penilaian tingkat pertama untuk mendapatkan keyakitan
bahwa semua bahan itu adalah fakta, sesudah itu pengarang atau penulis harus
mengadakan penilaian tingkat kedua yaitu dari semua fakta tersebut dapat
digunakan sehingga benar-benar memperkuat kesimpulan yang akan diambil.
1.
Konsistensi
2.
Koherensi
Cara Menilai Autoritas
Seorang
penulis yang objektif selalu menghidari semua desas-desus atau kesaksian dari
tangan kedua. Penulis yang baik akan membedakan pula apa yang hanya merupakan
pendapat saja atau pendapat yang sungguh-sungguh didasarkan atas penelitian
atau data eksperimental.
1. Tidak mengandung prasangka
2.
Pengalaman
dan pendidikan autoritas
3.
Kemashuran
dan prestise
4. Koherensi dengan kemajuan
Referensi
:
Pertanyaan:
Mengapa
penalaran perlu untuk sebuah karya ilmiah ?
Jawab:
Karena
penalaran menjadi bagian penting dalam proses melahirkan sebuah karya ilmiah.
Penalaran yang dimaksud adalah penalaran logis yang mengesampingkan unsur
emosi, sentimen pribadi atau sentimen kelompok. Oleh karena itu, dalam menyusun
karya ilmiah metode berpikir keilmuan yang menggabungkan cara
berpikir/penalaran induktif dan deduktif, sama sekali tidak dapat ditinggalkan.